Inilah Kondisi Terkini Tempat Kelahiran Rasulullah, Tempo Dulu, dan Kemungkinan Akan Datang




Inilah Kondisi Terkini Tempat Kelahiran Rasulullah, Tempo Dulu, dan Kemungkinan Akan Datang



Ziarah atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti tempat kelahiran Nabi Muhammad Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, rumah yang pernah dihuni Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bersama Sayyidah Khadijah Radhiyallohu ‘Anha, makam Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dan tempat-tempat lain yang pernah disinggahi Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam adalah salah satu bukti nyata kecintaan seorang insan kepada Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Peninggalan sejarah Islam itu sekaligus juga menjadi bukti dan saksi bisu bagaimana perjuangan Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dan para sahabat dalam menyebarkan agama Islam. Dari sinilah awal mula Islam tersebar ke seluruh pelosok negeri termasuk negeri tercinta Indonesia.
Sayangnya peninggalan dan bukti sejarah Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam perlahan-lahan mulai hilang tak berbekas. Jika kita umat Islam berkunjung ke Mamlakah, Arab Saudi, lalu menanyakan dimana rumah tempat Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dulu dilahirkan atau kamarnya, maka jangan harap dapat menemukannya. Rezim Arab Saudi sudah lama menghancurkan tempat kelahiran Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam yang kini menjadi perpustakaan umum “Maktabah Makkah al-Mukarramah”. Sementara rumah yang didiami Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bersama Sayyidah Khadijah Radhiyallohu ‘Anha yang berada di dekat pintu Babussalam Masjidil Haram sekarang sudah tidak ada bekasnya sama sekali.
Saat ini kondisi tempat kelahiran Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam yang berukuran 10×18 meter tampak tidak terawat dan sangat memprihatinkan. Tempat itu menjadi salah satu tempat terkumuh di Makkah yang berada diantara gedung-gedung yang mewah nan megah. Untuk masuk ke tempat itu pun tidak mudah, karena para penjaga selalu mengingatkan agar para pengunjung cukup melihat dari pintu saja dan tidak boleh berlama-lama. Pada musim haji, tempat itu justru ditutup rapat dan dilarang keras untuk dimasuki siapapun, padahal banyak jama’ah haji dari berbagai penjuru dunia ingin sekali melihat tempat kelahiran sosok manusia paling mulia yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai pembawa risalah Islam rahmatan lil ‘alamin. Jangankan untuk masuk ke dalam, mendekati saja sudah kena teguran dan bahkan diusir.
Sudah lebih dari 14 abad semenjak Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dilahirkan, umat Islam dari seluruh penjuru jagat raya senantiasa mengenang beliau. Terlebih di bulan Rabi’ul Awwal, bulan kelahiran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, umat Islam dari berbagai negara senantiasa mengadakan peringatan untuk mengenang kelahiran beliau atau yang lebih dikenal dengan sebutan Maulid Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Majelis-majelis maulid di berbagai tempat dipenuhi dengan lautan manusia yang ingin mensyukuri nikmat atas kelahiran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Beragam sambutan pun diadakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi itu.
Di tengah gegap gempitanya majelis maulid Nabi di seluruh dunia, menyimpan satu hal yang membuat ironi kita semua, yakni terkait tempat kelahiran Nabi. Ya, maulid Nabi tidak terlepas dari tempat kelahiran Nabi. Tempat yang menjadi bukti sejarah adanya maulid Nabi. Kini, tempat itu terancam hilang dan musnah. Dan bukan mustahil di masa yang akan datang tempat kelahiran Nabi akan bernasib sama sebagaimana rumah yang pernah didiami Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bersama Sayyidah Khadijah Radhiyallohu ‘Anha yang sekarang ini sudah hilang dan musnah tak berbekas. Sudah berkali-kali dikabarkan rezim Arab Saudi berusaha membongkar tempat tersebut. Diceritakan di dalam kitab A’lamul-Hijaz oleh Muhammad Ali Magribi, cetakan pertama 1401H/ 1981M yang diterbitkan oleh Idarah Annasyr Bi-Syarikah Tuhamah, Silsilah al-Kitab Assaudi, tempat kelahiran Nabi pernah menjadi stasiun bis/ terminal. Kemudian pada tahun 1950-an, Gubernur Makkah Al Mukarramah saat itu, Syaikh Abbas al-Qatthan mengubahnya menjadi bangungan perpustakaan. Perpustakaan itu sengaja dibangun mengelilingi rumah tempat kelahiran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dengan tujuan untuk menutupi jejak kelahiran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dan juga agar tidak mudah diakses oleh publik, karena pada saat itu banyak warga Makkah yang berdatangan untuk ngalap berkah dan shalat sunnah di tempat kelahiran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam tersebut. Belum selesai pembangunan perpustakaan itu, Syaikh Abbas al-Qatthan tiba-tiba meninggal dunia dan dikabarkan terkena serangan jantung.
Saat ini tempat kelahiran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam tertutup bangungan perpustakaan. Dan tahukah anda, bagaimana penampakan tempat kelahiran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam sebelum dijadikan perpustakaan oleh Dinasti Saudi? Dahulu di tempat tersebut terdapat sebuah masjid kecil yang dibangun oleh Dinasti Utsmaniyyah sebagai penanda tempat kelahiran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam berikut dengan kubah dan menara kecil. Peninggalan bangungan masa Dinasti Utsmaniyyah itu sekarang sudah tidak ada bekasnya sama sekali karena sudah dihancurleburkan, yang ada hanya tampak perpustakaan yang dibangun oleh Dinasti Saudi yang berkuasa sekarang. Tidak jelas apa yang akan terjadi terhadap nasib perpustakaan itu setelah rencana ekspansi perluasan Masjidil Haram dan kota Makkah selesai. Akan tetapi berdasarkan rencana dan model yang dikeluarkan Kerajaan Arab Saudi menunjukkan bahwa area yang menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad kemungkinan hanya akan dijadikan sebagai area kosong tanpa struktur bangungan. Dan sekali lagi, tidak mustahil tempat lahir Nabi pun akan hilang, musnah, dan tidak ada bekasnya sama sekali. Alhasil, tempat kelahiran Nabi hanya menjadi cerita dongeng belaka tanpa ada bukti sejarahnya. Pemerintahan negara khususnya di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim dan umat Islam dari seluruh dunia mesti mengawal dan mengawasi ekspansi yang dilakukan Saudi agar tempat kelahiran Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dan tempat-tempat bersejarah lainnya tidak ikut dihancurkan dan dilenyapkan. Modernisasi Makkah dan Madinah memang tidak bisa dibendung karena menuntut kemajuan zaman, akan tetapi bukan berarti harus mengorbankan tempat-tempat bersejarah peradaban Islam.
Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan telah mengingatkan umat Islam akan fenomena penghancuran tempat-tempat sejarah yang menjadi bukti peradaban Islam ini. Rais Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah ( JATMAN) itu berkata;
“Orang (umat agama) lain punya bukti sejarah. Dimana itu kelahiran Tri Murti bisa tunjukkan candinya, itu bagi orang Hindu. Yang orang Buddha nunjukkan candinya peninggalannya; Ini lho peninggalan Buddha Gautama. Yang Orang Kristen bisa tunjukkan; Ini lho tiang salibnya, beliau disalib di sini dan ini kain kafannya dan ini tempat kelahiran beliau Isa ibnu Maryam. Tapi ketika kita ditanya sebagai orang muslim dimana bukti kelahiran Baginda Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. TIDAK ADA BUKTINYA… TERTUTUP…! Sadar Kita sudah…! kalau bukti sejarah ini sudah di potong habis, bisa dianggap cerita (tentang Nabi Muhammad) itu cuma dongeng…”.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment