Tajdid Tasawuf ( Tasawuf Sebagai Pemersatu Bangsa)

TAJDID TASAWUF

Maulana Habib Luthfi bin Yahya dalam video ini sedang mendiskusikan aneka problematika umat. Beliau memandang pentingnya peran para ulama tasawuf, mursyid Thoriqoh di berbagai negara untuk merumuskan kembali tasawuf, thoriqah dan perannya dalam sosial kemasyrakatan.

Diantaranya diawali dengan kesadaran bahwa Thoriqah apapun Thoriqahnya bermuara pada titik simpul yang sama, diantaranya Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Abu Madyan al-Magribi dan keatasnya Imam Ali bin Abi Thalib, dan Sayidina Abu Bakar Shidiq. Dengan kesadaran ini tidak perlu merendahkan thoriqat lain, atau mengunggulkan thariqat sendiri sampai terjadi perendahan pada yang lain.

Maulana Habib Luthfi mempertanyakan kenapa para ahli thariqat ketika berdakwah tidak fokus menekankan kebesaran kalimah لااله الا الله . Malah meninggikan thoriqatnya sendiri, solah yang thoriqat yang lain tidak ada artinya. Bukan bagaimana mengajarkan umat berbicara, mendengar, melihat dengan لا اله الا الله. Karena inilah yang menyatukan semua thoriqat. Dan wali seagung dan sehebat apapun tidak ada yang dapat menakar dan menyelami sepenuhnya makna لا اله الا الله، وهذه الكلام بحر لا ساحل له, kalimat tauhid ini adalah lautan tak bertepi.

Maulana Habib Luthfi bin Yahya juga menekankan pentingnya memaknai kembali dan menyegarkan kembali teks-teks dalam kitab tasawuf dengan menjelaskan konteksnya kepada masyarakat. Beliau mencontohkan hadis Nabi saw.

العلماء امناء الله من لم يخالط السلطان 
"Para ulama adalah manusia terpercaya di sisi Allah, selama mereka tidak bergaul dengan pemerintah dan pejabat".

Kata beliau tidak mungkin hadis ini diterapkan pada 4 khalifah, pengganti Rasulullah saw. Hadis ini sangat mungkin ditujukan pada penguasa pasca Imam Ali, yaitu pada saat pola pemerintahan Islam dari pemerintahan terbuka, berubah menjadi monarki. Raja tidak dapat diberi masukan dan kritik, kekuasaan bersifat tunggal dan absolut.

"Sekarang dengan kekuatan Parlemen, Presiden tidak berdaulat penuh. Oleh sebab itu dibanyak negara, seperti Indonesia peran ulama tidak bisa dipisahkan dalam menjaga arah negara dan bangsa kedepan. Semua elemen, termasuk ulama mempunyai tanggung jawab dalam berbangsa dan bernegara. Salah satunya dengan menjalin hubungan baik, untuk memberi masukan". Demikian jelas maulana panjang lebar.

"Dengan pemahaman yang keliru tentang hadis ini membuat para ulama tasawuf menjauhi pemerintah. Padahal zaman sudah berubah".

Sebelum menemui Syekh Aun, dikamar juga beliau menjelaskan pada saya. Kata beliau, "saya tidak pernah mengajukan proposal kepada pejabat manapun, termasuk kepada presiden". "Kita independen", kata Maulana.

Banyak sekali yang beliau sampaikan, baik sebelum maupun saat bertemu dua ulama muda yang berpamitan, Syekh Aun al-Qadumi ulama muda Yordania, dan Habib Hasyim bin Yahya ulama muda dari Yaman. Ini diantaranya yang dapat saya share.

Ahmad Tsauri
Pekalongan, 10 Februari 2018.

Klik join channel telegram PCNU SRAGEN


https://t.me/pcnusragen
https://t.me/pcnusragen
https://t.me/pcnusragen
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment